Se(m)bab itu Ja(t)uh Ci(n)ta

0 komentar

Mungkinkah aku Jatuh cinta pada seseorang yang memedulikanku saja tidak.
Ia tidak membawakan helm saat berkencan denganku atau malah hanyalah aku yang menganggap pertemuan adalah kencan.

Mungkinkah aku Jatuh cinta pada seseorang yang menginginkanku untuk bersamanya lebih lama pun tidak.
Ia merokok saat bersama dan menghembuskan asapnya kuat-kuat.

Mungkinkah aku Jatuh cinta pada seseorang yang mencintaiku pun tidak.
Cintaku tulus apa adanya, cintanya tulus ada padanya.

Mungkinkah aku Jatuh cinta pada seseorang yang memedulikanku pun tidak, menginginkanku untuk bersamanya lebih lama pun tidak, terlebih lagi mencintaiku pun tidak.

Mungkinkah Sebab ja(t)uh cinta, haruskah cinta makin terasa jauh setiap kali jatuh.

Mungkinkah Sebab jatuh ci(n)ta, haruskah cinta hanyalah sebagai cita-cita semata.

Mungkinkah Sebab jatuh cinta, haruskah sembab oleh air mata.

Ah, marilah berkonspirasi.. Yahudahlahyah. #selfpukpuk

Halo, kamu!

0 komentar

Halo, Kamu!
Dimana kabarku?
Tak tahukah bahwa di setiap debaran jantungku menantikanmu menanyakan kabar.
Kabar yang mana sudah aku siapkan tentunya atas kesabaranku yang tak berdasar kadarnya untuk dirimu yang tak kunjung sadar.

Kabarku baik-baik saja, nantinya ini jawabku.
Iya, seperti janjiku akan baik-baik saja meski kau tidak memilih aku, dan aku tak memili(h)kimu.
Hanya saja mungkin tak sama seperti waktu bersamamu, saat aku terlalu baik, dulunya ini anggapmu.

Kenapa bukan aku saja yang mulai menanyakan kabarmu?
Ah, bukannya aku yang tak mau menanyakan kabarmu terlebih dahulu.
Hanya saja aku terlarut oleh rasa takut.
Iya , terlampau takut menerima kenyataan bahwa jarak yang ada diantara kita tak cukup mampu melebarkan arti kehadiranku untukmu. Pun tak seperti halnya rinduku yang kian membesar, membusung lapar.

Halo, kamu!
Dimanakah sadarku?
BUKAN #30HariMenulisSuratCinta